Jumat, 09 Maret 2012

Awal Mula Berdirinya Manusia


Masalah tentang kehidupan manusia sering mengusik pikiranku. Satu di antaranya yang menjadi langganan adalah tentang sejarah awal mula berdirinya manusia di muka bumi ini.
Darwin mencoba menerangkannya lewat teori evolusi. Tapi lantas banyak kalangan agamis yang langsung menyanggah teori ini mentah-mentah. Lalu mulai muncul kalangan ilmuwan yang ikut menyanggahnya dengan alasan ini dan itu.
Untuk menelusuri bagaimana terciptanya manusia di muka bumi ini, ada baiknya kita menelusuri terlebih dahulu bagaimana genus Homo dapat terbentuk di muka bumi ini. Beberapa kalangan menilai ini dimulai dari pecahnya spesies kera di Afrika. Salah satu dari spesies kera tersebut mulai berjalan dengan dua kaki, ini mengindikasikan bahwa bentuk tubuh mereka mulai menyerupai manusia. Tidak hanya itu, ukuran otak mereka juga bertambah besar dan mereka mulai dapat memanfaatkan benda-benda seperti batu atau tulang sebagai alat untuk membantu perburuan. Spesies kera inilah yang diperkirakan akan berkembang dan menyandang predikat genus Homo. Namun teori kemunculanHomo di Afrika ini masih bersifat terlalu spekulatif karena ditemukannya Homo-homo lainnya yang terdapat di wilayah yang berbeda dan tidak memiliki hubungan keturunan dari Homo yang di Afrika.
Tapi ada keunikan lain yang memberi petunjuk bahwa manusia memang berasal dari Afrika. Petunjuk ini didapat dari penelitian tentang keanekaragaman DNA manusia di seluruh dunia. Setelah diteliti, ternyata Afrika merupakan benua yang memiliki tingkat keanekaragaman DNA terbesar di dunia. Sementara tingkat keanekaragaman di belahan dunia yang lain dapat dikatakan nyaris sama. Apa artinya ini? Ini memberi petunjuk pada kita bahwa kelompok-kelompok manusia awal berasal dari Afrika dan sebagian besar dari mereka tetap menetap di sana. Namun ada beberapa kelompok yang mencoba untuk pergi mengembara menuju luar Afrika. Kelompok ini hanyalah sebagian kecil dari kelompok manusia di Afrika pada saat itu. Karena kelompok yang pergi keluar Afrika hanya sebagian kecil saja, maka perkawinan yang terjadi pun hanya di antara kelompok kecil tersebut. Sehingga tingkat keanekaragaman DNA di luar Afrika menjadi tidak terlalu beragam. Ditemukannya fosil manusia modern tertua di Omo Kibish, Ethiopia, mendukung teori ini. Fosil ini diperkirakan berumur 195.000 tahun.
Penelitian lain yang masih seputar DNA manusia adalah penelitian tentang mitokondria dan kromosom Y. Mitokondria, salah satu organel sel yang terdapat dalam setiap sel manusia murni diturunkan oleh ibu kepada anaknya. Tidak pernah ditemukan kasus bahwa seorang ayah menurunkan mitokondria kepada anaknya. Sedangkan kromosom Y hanya dimiliki oleh laki-laki saja. Inilah kromosom yang menentukan jenis kelamin seorang manusia. Susunan kromosom manusia normal adalah XX atau XY. Satu kromosom X pasti disumbangkan oleh sang ibu, tapi seorang ayah bisa menyumbangkan kromosom X atau kromosom Y. Maka jika seorang anak laki-laki muncul dari suatu perkawinan maka kromosom Y yang dimiliki si anak pasti berasal dari ayahnya.
Ilmuwan mulai meneliti jejak dari DNA mitokondria (mtDNA) dan kromosom Y ini. Ternyata setelah banyak penelitian dilakukan dicapailah sebuah kesimpulan bahwa seluruh mtDNA di setiap manusia di muka bumi ini berasal dari seorang ibu yang sama yang berasal dari Afrika. Begitupun juga dengan seluruh kromosom Y di setiap anak laki-laki di bumi ini, yang ternyata juga berasal dari seorang ayah yang sama, juga dari Afrika.
Ilmuwan menyebut kedua pasangan ini bukanlah satu-satunya “laki-laki dan perempuan” yang hidup pada masa itu, namun penelitian ini telah menunjukkan bahwa terdapat satu rantai yang tak terputus yang berasal dari sepasang manusia hingga menjadi populasi manusia di bumi sekarang ini yang jumlahnya mencapai ratusan juta.
Mari kita kaitkan kesimpulan dari penelitian ini dengan agama. Mungkinkah perempuan yang mewarisi mtDNA ke setiap perempuan di bumi pada saat ini adalah Hawa dan apakah laki-laki yang menurunkan kromosom Y-nya ke setiap anak laki-laki saat ini adalah Nabi Adam?
Sejak kecil aku diajarkan bahwa Nabi Adam adalah manusia pertama di bumi. Tapi benarkah itu?
Saat aku masih menginjak masa SMA salah satu guruku pernah menyebutkan bahwa Nabi Adam bukanlah manusia pertama. Pada saat itu, bagiku ini adalah pernyataan yang lumayan kontroversial. Dan aku suka sekali dengan kontroversi.
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan mensucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” – Q.S. Al-Baqarah: 30.
Di sini ada keanehan ketika para malaikat kelihatan sedikit memprotes keputusan Allah untuk menurunkan Adam ke muka bumi. Padahal malaikat hanya melakukan apa yang telah diperintahkan Allah. Ini, mungkin, mengindikasikan bahwa sebelumnya pernah ada “manusia” sebelum Nabi Adam yang diturunkan ke bumi. Dan berdasarkan ayat itu juga diperlihatkan bahwa “manusia” tersebut selalu berbuat kerusakan dan saling menumpahkan darah. Kalau teori ini benar bisa jadi yang dimaksud adalah spesies Homo yang lainnya yang belum mencapai fase manusia modern (Homo sapiens).
Sebelum ayat-ayat yang menceritakan penciptaan Adam dari tanah liat juga terdapat ayat yang isinya:
“Dan sungguh, Kami mengetahui orang yang terdahulu sebelum kamu dan Kami mengetahui pula orang yang terkemudian.” – Q.S. Al-Hijr: 24.
Siapa “orang yang terdahulu”? Dan siapa “orang yang terkemudian”?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar